PULUHAN WARGA DUKUH UJUNG BIRU ANTUSIAS IKUTI TRADISI NYADRAN HINGGA BEREBUT MAKANAN TRADISIONAL

  • Jul 16, 2024
  • Desa Brayo
  • BERITA, SENI DAN KEBUDAYAAN, KEGIATAN

Batang - Puluhan hingga ratusan warga dukuh Ujung Biru, desa Brayo gelar  upacara adat Nyadran, dalam rangka  menyambut bulan Muharam tahun 1446 Hijriah. Tradisi nyadran tersebut sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan upaya melestarikan budaya nenek moyang, Kamis (11 Juli 2024).

Bukan hanya warga setempat, tetapi juga terlihat segenap aparat desa, tokoh agama dan mahasiswa KKN Moderasi Beragama posko 99 ikut serta membantu dan menghadiri rangkaian upacara adat nyadran yang berjalan dengan khidmat. Pelaksanaan tradisi nyadran ini dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh bapak Mukhlisin selaku kadus (Kepala dusun) dukuh Ujung Biru.

Keantusiasan masyarakat dukuh ujung biru dapat dilihat dari semangat mereka dalam menyambut bulan Muharam. Seperti mempersiapkan tempat, susunan acara, hingga membuat makanan tradisional seperti kelontong, ketupat dan berbagai makanan tradisional  lainnya. 

Mukhlis,  menuturkan bahwa kegiatan nyadran ini merupakan salah satu agenda besar yang dilaksanakan disetiap tahunnya, yakni pada bulan Muharam. "Tradisi nyadran ini merupakan salah satu agenda besar dukuh Ujung Biru  yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali, tepatnya pada setiap bulan Muharam yakni di tanggal 10 Muharam atau di setiap malam Jum'at Kliwon pada bulan Muharom" tuturnya
 

Dalam sambutannya Mukhlisin juga menghimbau masyarakat agar terus mengabadikan dan menjadikan tradisi nyadran ini, sebagai salah satu aset kebudayaan yang perlu dilestarikan. "Saya harap, kita bisa terus melestarikan kebudayaan nyadran ini sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah kita tentukan. Dan semoga dengan kita melestarikan tradisi nyadran ini kita bisa menjalin tali silaturahmi dan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT," Ujar Mukhlisin.

Keseruan tradisi nyadran menjadi salah satu keistimewaan yang ada dalam budaya dukuh Ujung Biru. Melihat tawa riuh anak-anak desa beserta suara bising ibu- ibu dan bapak-bapak dukuh Ujung Biru yang berebut makanan tradisional menciptakan suasana kebersamaan yang jarang terjadi.  

Hal yang paling menarik pada tradisi nyadran ialah suasana berebut makanan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dukuh ujung biru, serta pelaksanaan mandi bersama di Sendang. Hal ini ditujukan sebagai salah satu bentuk pengobatan untuk segala macam penyakit yang ada. Kepercayaan masyarakat terkait air sendang yang mengandung barokah, mampu memberikan pengobatan pada masyarakat yang mengkonsumsinya.

"Masyarakat setempat bahkan masyarakat luar desa mempercayai bahwa air yang ada disendang ini mengandung barokah para wali Allah, sehingga siapapun yang mandi, cuci muka ataupun minum air tersebut dapat dipercayai akan sembuh dari segala jenis macam penyakit dengan seizin Allah," ujar bapak Anas salah satu sesepuh dukuh Ujung Biru.

Penulis: Nindia Shofiatun Nisa'